Kamis, 03 Oktober 2013
Browse Manual »
Wiring »
kedokteran
»
laboratorium
»
nuklir
»
Laboratorium Kedokteran Nuklir
Laboratorium Kedokteran Nuklir (KN) adalah salah satu laboratorium di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN. Laboratorium KN digunakan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) aplikasi teknik nuklir di bidang kedokteran. Dari berbagai aplikasi teknik nuklir di bidang kedokteran yang telah diakomodir disini adalah teknik KN. Teknik KN dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu KN diagnostik invitro dan KN diagnostik invivo.
KN adalah cabang dari ilmu kedokteran yang memanfaatkan radiofarmaka (senyawa kompleks dari radioisotop sumber terbuka berumur paro relatif pendek dengan suatu sediaan farmasi yang spesifik untuk organ tertentu) dan peralatan deteksi nuklir (deteksi sinar gamma atau betha) yang dilengkapi perangkat lunak khusus untuk mengetahui fungsi dan atau anatomi organ tertentu dalam rangka diagnostik suatu kelainan / penyakit dan atau terapi penyakit.
Teknik invitro, adalah teknik dimana cuplikan biologik dari subyek penelitian direaksikan dengan suatu radioisotop didalam tabung dalam rangka penetapan kadar zat tertentu didalam cuplikan tersebut untuk keperluan diagnostik fungsi organ atau sistem. Salah satu teknik invitro yang banyak dipakai adalah teknik Radio Immuno Assay (RIA) dan Immuno Radio Metric Assay (IRMA). Alat utamanya adalah Pencacah Gamma (Gamma Counter). Zat-zat yang dapat ditetapkan kadarnya adalah hormon, protein endogen, obat, penanda tumor, penanda infeksi dll
Teknik invivo imaging adalah teknik dimana radiofarmaka (yang spesifik untuk organ tertentu) diberikan kepada subyek penelitian (secara oral, parenteral, inhalasi dll) kemudian dilakukan pendeteksian sinar gamma dari radioisotop yang terakumulasi didalam organ target dengan alat pendeteksi. Pendeteksian dapat dilakukan secara planar dinamik (cacahan per-image per satuan waktu secara serial sejak sesegera setelah radiofarmaka disuntikkan s.d waktu tertentu) atau planar statik (cacahan per-image per satuan waktu, setelah jeda waktu tertentu paska penyuntikkan radiofarmaka) atau SPECT (suatu teknik tomografi) atau pencacahan seluruh tubuh (whole body). Data yang dihasilkan berupa gambar serial, kurva cacahan VS waktu, hasil analisis kuantitatif oleh perangkat lunak, gambar statik biasa, gambar statik tomografik atau gambar seluruh tubuh. Alat utamanya adalah Kamera Gamma (Gamma Camera) Planar atau SPECT. Pemeriksaan fungsi organ (disebut juga scanning) yang dapat dilakukan adalah otak, kelenjar air mata, kelenjar ludah, tiroid, paru, jantung, kelenjar mamae, lambung, usus, ginjal, hati, limpa, empedu, tulang (spot atau seluruh tubuh), kelenj gatah bening, infeksi dll
Teknik invivo non imaging adalah teknik dimana radiofarmaka (yang spesifik untuk organ tertentu) diberikan kepada subyek penelitian (secara oral atau parenteral) kemudian dilakukan pendeteksian sinar gamma atau betha dari radioisotop yang terakumulasi didalam organ target dengan alat pendeteksi dan data yang dihasilkan berupa cacahan atau kurva cacahan VS waktu. Alat yang digunakan misalnya adalah Renograf, Thyroid Uptake, Heliprobe, dll. Pemeriksaan fungsi organ yang dapat dilakukan adalah ginjal, tiroid, infeksi Helicobacter pylori, dll
http://nhc.batan.go.id/lab_kedokteran_nuklir.php
Laboratorium Kedokteran Nuklir
KN adalah cabang dari ilmu kedokteran yang memanfaatkan radiofarmaka (senyawa kompleks dari radioisotop sumber terbuka berumur paro relatif pendek dengan suatu sediaan farmasi yang spesifik untuk organ tertentu) dan peralatan deteksi nuklir (deteksi sinar gamma atau betha) yang dilengkapi perangkat lunak khusus untuk mengetahui fungsi dan atau anatomi organ tertentu dalam rangka diagnostik suatu kelainan / penyakit dan atau terapi penyakit.
Teknik invitro, adalah teknik dimana cuplikan biologik dari subyek penelitian direaksikan dengan suatu radioisotop didalam tabung dalam rangka penetapan kadar zat tertentu didalam cuplikan tersebut untuk keperluan diagnostik fungsi organ atau sistem. Salah satu teknik invitro yang banyak dipakai adalah teknik Radio Immuno Assay (RIA) dan Immuno Radio Metric Assay (IRMA). Alat utamanya adalah Pencacah Gamma (Gamma Counter). Zat-zat yang dapat ditetapkan kadarnya adalah hormon, protein endogen, obat, penanda tumor, penanda infeksi dll
Teknik invivo imaging adalah teknik dimana radiofarmaka (yang spesifik untuk organ tertentu) diberikan kepada subyek penelitian (secara oral, parenteral, inhalasi dll) kemudian dilakukan pendeteksian sinar gamma dari radioisotop yang terakumulasi didalam organ target dengan alat pendeteksi. Pendeteksian dapat dilakukan secara planar dinamik (cacahan per-image per satuan waktu secara serial sejak sesegera setelah radiofarmaka disuntikkan s.d waktu tertentu) atau planar statik (cacahan per-image per satuan waktu, setelah jeda waktu tertentu paska penyuntikkan radiofarmaka) atau SPECT (suatu teknik tomografi) atau pencacahan seluruh tubuh (whole body). Data yang dihasilkan berupa gambar serial, kurva cacahan VS waktu, hasil analisis kuantitatif oleh perangkat lunak, gambar statik biasa, gambar statik tomografik atau gambar seluruh tubuh. Alat utamanya adalah Kamera Gamma (Gamma Camera) Planar atau SPECT. Pemeriksaan fungsi organ (disebut juga scanning) yang dapat dilakukan adalah otak, kelenjar air mata, kelenjar ludah, tiroid, paru, jantung, kelenjar mamae, lambung, usus, ginjal, hati, limpa, empedu, tulang (spot atau seluruh tubuh), kelenj gatah bening, infeksi dll
Teknik invivo non imaging adalah teknik dimana radiofarmaka (yang spesifik untuk organ tertentu) diberikan kepada subyek penelitian (secara oral atau parenteral) kemudian dilakukan pendeteksian sinar gamma atau betha dari radioisotop yang terakumulasi didalam organ target dengan alat pendeteksi dan data yang dihasilkan berupa cacahan atau kurva cacahan VS waktu. Alat yang digunakan misalnya adalah Renograf, Thyroid Uptake, Heliprobe, dll. Pemeriksaan fungsi organ yang dapat dilakukan adalah ginjal, tiroid, infeksi Helicobacter pylori, dll
http://nhc.batan.go.id/lab_kedokteran_nuklir.php