Rabu, 30 Mei 2012

Browse Manual » Wiring » » Drama Korea Merusak Remaja Muslim, Benarkah?

Drama Korea Merusak Remaja Muslim, Benarkah?


Oleh: Weni (aktivis SENADA Nisa Medan)

Siapa yang tidak kenal dengan Lee Min Ho atau Kim Bum? Mereka adalah pria-pria tampan pemeran drama korea Boys Before Flower, sebuah film yang mengadopsi cerita Hana Yori Dango (versi jepang) atau yang biasa disebut meteor garden (versi Taiwan), drama ini menjadi populer di kalangan remaja. Alur cerita yang fokus, tidak bertele-tele, juga unik dan kreatif, serta karakter tokoh utamanya yang sangat ideal di mata remaja menjadikan drama ini banyak disukai remaja, khususnya remaja wanita.

Sejak kemunculannya tahun 2004, drama korea kini telah mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia, khususnya kalangan remaja. Seperti Endless Love dan Full House yang pertama kali ditayangkan di layarkaca, kemudian ada Love to Kill, Princess Hour, Winter Sonata, Only You, Stained Glass Windows, Summer Scent, Sassy Girls Chun Yang, The Super Rookie, My Name Kim San Sun, Love Story in Harvard, Jewel in the Palace, Mars, Hot Shot, dan lain-lain.


Di tahun 2011, drama korea kembali menjamur di layar kaca. Indosiar merupakan satu-satunya stasiun TV swasta yang selalu menyiarkan drama-drama korea. Bahkan sekarang ini drama korea dapat Anda saksikan mulai dari pukul 12.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB. Waktu yang begitu luar biasa jika Anda adalah penggemar drama-drama korea. Anda dapat menyaksikan tiga drama sekaligus selama lima jam.
Drama-drama korea yang pernah di putar itu sontak menjadi idola baru. Bukan hanya filmnya yang meraih rating tinggi, VCD dan lagu-lagu soundtracknya juga laris manis.

Para remaja yang sangat menggemari drama-drama korea tersebut bukan tanpa alasan, selain karena aktor dan aktris korea yang tampan dan cantik, romantisme yang disodorkan  dan  sangat dekat dengan kehidupan remaja juga menjadi daya tarik cukup kuat bagi sebuah melodrama. Remaja yang sedang dalam tahap bangkitnya insting seksualnya, memang sangat tertarik dengan drama-drama yang membahas tentang percintaan. Selain itu, kemampuan memancing emosi penonton dikemas secara kreatif dengan disertai soundtrack beraliran K-pop, juga menjadi ‘selling point’ drama-drama itu. Cukup menghibur karena bisa membuat penonton tertawa geli, juga menangis tersedu-sedu.

Begitu populernya drama korea di Indonesia, Tak ayal banyak kaum hawa terutama remaja muslim yang berusaha mencitrakan dirinya seperti tokoh itu. Mereka tidak sungkan untuk mengikuti polah tingkah laku tokoh-tokoh idola mereka. Terlebih para ABG yang sedang dalam masa pencarian dan panutan, sehingga akhirnya mereka meniru semua yang ada dalam drama-drama korea tersebut, mulai dari gaya berbusana, gaya mengekspresikan cinta, pola pergaulan, sampai gaya berpikir yang semuanya bertentangan dengan islam. Karena drama-drama korea tersebut lahir dari peradaban non muslim yang bermuatan ideologi kapitalis-sekuler dan mendewakan kebebasan dalam berbuat dan berpikir selama tidak mengganggu oranglain.

Jika menonton drama atau film hanya untuk menghilangkan stress dan sebagai hiburan semata, tidaklah mengapa. Asal jangan berlebihan dan meniru gaya hidup atau adegan-adegannya yang tidak selaras dengan islam. Remaja muslim tidak boleh punya mental bebek yang tidak jelas jati dirinya dan gampang ikut terbawa arus hanya agar mendapatkan eksistensi diri. Sehingga dengan tegas Rasulullah SAW mengatakan “Barang siapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongannya”, Rasulullah SAW. melarang umatnya tasyabbuh biqaumin (menyerupai suatu kaum). Yang dimaksud dengan menyerupai disini adalah mengamalkan suatu amalan yang menjadi ajaran agama lain padahal islam telah mengajarkannya. Sedangkan yang dimaksud suatu kaum adalah umat selain umat islam yang secara jelas menampakkan kekhasan dalam menampakkan ajaran mereka. Contohnya saja seperti gaya berbusana yang mengumbar aurat, pacaran, dan lain-lain yang dipertontonkan dalam drama-drama korea tersebut.

Sehingga, Remaja muslim haruslah waspada dan hati-hati.  Jangan asal menonton! Pilihlah tontonan yang bermanfaat dan tidak membawa mudharat serta  terus membentengi diri dengan keimanan dan mengkaji islam. Mau gaul? harus nyar’i..gaul syar’i hanya dengan Islam…
Wallau’alam bishawab. (media islam online)
Pebri Prawito Rating: 5